Kisah ini terjadi pada tahun 2005 seorang gadis kecil di China yang
menderita penyakit leukemia ganas, tetapi mempunyai hati bak seorang
malaikat. Setelah mengetahui penyakitnya tidak dapat disembuhkan lagi,
ia rela melepaskan semuanya dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang
masih punya harapan serta masa depan.
Sebuah kisah nyata tentang seorang gadis kecil yang cantik yang
memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia
adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama
delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya
adalah “Saya pernah datang dan saya sangat penurut”. Anak ini rela
melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana
pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang
Chinese seluruh dunia.
Dia membagi dana tersebut
menjadi tujuh, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang
berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia
hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun
yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota
Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak
menemukan pasangan hidupnya.
Kalau masih harus
mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar
olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah
saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan
rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang
kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar
kartu kecil tertulis, 20 November jam 12. Melihat anak kecil ini
menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir
kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini
bisa meninggal.
Dengan berat hati papanya memeluk
bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “Saya makan apa, maka
kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian, papanya memberikan dia
nama Yu Yan. Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang
membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli
susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin
(air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan
sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh.
Musim
silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki
kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat
pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat
menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan
pelan-pelan tumbuh dewasa. Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang
luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa
mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong
rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda
dengan anak-anak lain.
Anak-anak lain memiliki
sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga
ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus
menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi
sedih dan marah. Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah
sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah
yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di
desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk
papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan
kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan
soal-soal yang susah untuk menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman
papanya, dia merasa puas dan bahagia.
Walaupun
tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup
bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei
2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan
sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh
dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara
tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu
Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas
suntikan itu juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya
mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan
papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa.
Begitu
tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian
sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang
untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air
yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak
enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang
keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang
kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk
diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena
Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang
memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya
yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu
menyelamatkan anaknya.
Dengan berbagai cara
meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang
terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk
menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya
terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang
pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian
kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih.
Pada
suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala
kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”. Papanya dengan
pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa
mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa
saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya
keluar dari rumah sakit ini.”
Pada tanggal 18
juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani
surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun
itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya
sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil
tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada
papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata
kepada papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya
lihatlah melihat foto ini”.
Hari kedua, papanya
menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu
Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan
satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu
mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di
sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose
secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha
tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang
mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang
bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar
daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah
mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian
menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail.
Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan
akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang
tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai
satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke
seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini.
Dunia
yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap
orang. Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese
didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah
tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta
kasih semua orang. Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan,
tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia
dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu
gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu
hari suksesnya Yu Yuan.
Ada seorang
teman di-email bahkan menulis: Yu Yuan anakku yang tercinta saya
mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu
cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan
sehat. Yu Yuan anakku tercinta. Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah
melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke
ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini
memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya
menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca
tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus.
Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang
menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan
mendatangkan mual yang sangat hebat.
Pada
permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak
pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum
tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu
Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan
air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak
pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min
menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun
mengalir tak terbendung.
Hari kedua saat dokter
Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii
Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian
dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan
sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh
kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak
orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email.
Selama
dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos
sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu
selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan
sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari
kesembuhan Yu Yuan. Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat
terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak
leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah.
Setelah
melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah. Pada tanggal 20
agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante kenapa mereka
mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.
Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik
hati”. Yu Yuan kemudia berkata : “Tante saya juga mau menjadi orang yang
baik hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik.
Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin
baik”. Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan
diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”
Fu
Yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan
telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri.
Ini
adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi
sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan
dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan
diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu
nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat
tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata
setelah Yu Yuan meninggal. Tolong.... dan dia juga ingin menyatakan
terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini
telah memperhatikan dia lewat surat kabar.
“Sampai
jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan
sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya.
Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal,
biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti
saya. Biar mereka lekas sembuh”.
Surat wasiat ini
membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. Saya
pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari
bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan
hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan
infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan
mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di
pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya
memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah
setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para
perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan
pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya.
Yu
Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal
dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat
malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi
kedunia lain.
Di kecamatan She Chuan, sebuah
email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang
mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang
ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak
kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah
kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari seorang pemuda
tersebut.
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu
Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak
orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka
adalah papa-mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa
hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan
pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai
daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.
Di
depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa.
Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”
(30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan
singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia
masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis
kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu. Sesuai
pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada
anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan
dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang
Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua
berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang
berjuang melawan kematian.
Pada tanggal 24
September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah
sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun
terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari
kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan, kamu pasti sedang melihat
kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan
mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”
Sumber : Wikipedia, Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar