Senin, 04 Mei 2015
Dan... itukah yang dinamakan teman seperjalanan ?...
Teman seperjalanan ?
apa sih yang di maksud dengan teman seperjalanan?
Ya, mungkin lebih tepatnya seorang teman dekat atau bisa dibilang mereka yang bersama kita dalam keseharian kita. Tadinya sih mau sebut teman seperjalanan itu sebagai sahabat, tapi kalo menurut saya sahabat itu lebih dalam arti maknanya daripada seorang teman seperjalanan itu.
Begini story nya...
Tempo hari, seorang teman curhat (yang tak di sengaja) kepada saya, dia mengeluh karena merasa -katanya- punya seorang teman yang dia anggap sahabat baiknya, namun saat dia sedang butuh temannya itu ternyata dia tidak care seperti yang dia yakini selayaknya seorang sahabat. Saat dia curhat kepada saya saat itu kondisinya sedang drop karena sakit, maka dibuatlah oleh dia list teman-teman yang menurut dia akan care dengan keadaan dia pada saat itu, tidak berharap care yang berlebihan memang, hanya care sebatas ucapan spirit saja sudah cukup buat dia. Tadinya mungkin hanya sebuah keisengan belaka, tapi entah mengapa jadi dianggap serius akhirnya.
Dalam list yang dia buat, ditulislah nama - nama teman sesuai urutan dari teman terdekat hingga teman terjauh. Saya lupa berapa jumlah teman yang ia masukkan dalam list tersebut, antara 1 - 10 nama kira-kira. Dan nama saya pun masuk dalam daftar list tersebut, entah nomor urut berapa saya tidak tahu. Namun teman yang diharap care nyatanya tak kunjung menampakkan simpatiknya. Teman yang sekian lama dikenalnya cukup lama, sekitar beberapa tahun yang lalu itu di sebuah perusahaan yang sama di tempat mereka sama-sama bernaung (karena memang saat itu kebetulan 1 perusahaan) yang dia yakin masih care seperti saat dulu masih berseragam yang sama ternyata sudah tidak lagi seperti dulu.
Dari cerita itulah saya coba memahami tentang sebuah arti teman seperjalanan.
Teman seperjalanan itu (bagi saya) adalah mereka yang beriringan bersama kita hanya pada saat waktu tertentu saja, bukanlah sahabat bukan pula teman super spesial yang mampu memahami & mengerti selayaknya sahabat / teman super special.
Kenapa saya beranggapan teman seperjalanan itu tidak bisa disamakan dengan seorang sahabat ?...
Karena teman seperjalanan tidak perlu memahami secara dalam tentang bagaimana diri kita, tentang bagaimana menciptakan kualitas pertemanan yang intens antara kita. Teman seperjalanan hanya akan ada saat-saat tertentu saja, karena diluar itu mereka pun punya teman lain yang mungkin lebih baik daripada saat bersama kita keberadaannya. Ya karena intensitas kebersamaan yang sering itu yang membuat teman seperjalanan layak atau tidaknya dijadikan sebagai teman yang special seperti sahabat.
Dan saya rasa itu yang dialami oleh teman saya yang curhat ini, bahwa temannya yang dia anggap terbaik itu hanyalah selintas teman perjalanan saja, (mungkin) tidak menganggap dia sebagai seorang sahabatnya seperti teman saya mengganggap dirinya sebagai sahabatnya.
Karena apa ?... Karena keacuhannya terhadap teman saya ini, dan karena temannya itu pun punya teman seperjalanan yang lebih intens yang sudah bisa dikatakan menjadi sahabatnya dan dia lebih care terhadap mereka daripada teman saya yang curhat ini.
Bahwasanya janganlah terlalu berharap dengan mereka yang hanya menjadikan kita hanya sebagai teman perjalanan saja. Dan buktinya, saat kita masih jadi teman seperjalanan kita bisa sama-sama seiringan, tapi kala kita terpisah maka sikap cuek & acuh pun akan terselip dalam ikatan pertemanan ini.
Sadar diri itu Penting!
Sadar kalo setiap teman yang kita kenal punya pilihan tersendiri untuk memilih kita dijadikan teman specialnya apa tidak. Tidak ada yang bisa memaksakan kenyamanan seseorang untuk memilih sesuatu yang membuatnya merasa nyaman, karena manusia punya segala kelebihan dan kekurangannya tersendiri.
Karena pada dasarnya kenyamanan dalam berteman itu tingkat persen tertingginya ada pada intensitas kebersamaannya, semakin sering teman perjalanan itu ada bersama kita maka semakin besar pula kualitas pertemanan itu mengarah menjadi teman yang special. Namun begitu juga sebaliknya, semakin jarang mereka bersama kita maka bukan hal yang tidak mungkin jika kita hanya dianggap sebagai teman yang biasa saja...
Hormat Saya,
_Kukuh Budiawan_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar