Pernahkah kalian merasakan
kesepian ditengah keramaian ? …
Pernahkah kalian bertahan pada 1
sikon yang menurut kalian menjemukan ? …
Pernahkah kalian berharap segala
keinginan kalian haruslah terwujud ? …
Pernahkah kalian dituntut menjadi
pribadi yang perfectionist diluar batas kemampuan ?...
Pernahkah kalian… dan pernahkah
kalian ? …
Pertanyaan diatas tersebut
merupakan pengalaman saya sebagai penulis disini, dan mungkin barangkali ada
juga yang mempunyai pengalaman yang sama seperti diatas, just share aja…
Bagaimanakah perasaan kita saat
kejadian dalam pertanyaan itu menjadi nyata dalam kehidupan kita?..
Tentu berat bukan menjalaninya ?…
Ya, pasti berat… bohong besar kalo kalian bisa enjoy tanpa gelisah sedikitpun jika
ini terjadi pada kalian. Kalaupun nantinya bisa melewati ini, pasti ada 1 beban
setidaknya yang pernah bikin gelisah, bikin down!
Saat dalam keramaian kita bisa
merasakan sepi, lalu harus bertahan pada sikon yang menjemukan, belum lagi
keinginan yang harus ‘memaksa’ Tuhan
untuk mewujudkannya, bahkan tuntutan dari orang luar sana yang harus selalu
menampilkan kesempurnaan… Oh Em Ji.. rasanya isi kepala terasa mau pecah, hal
terjeleknya bahkan bisa menyebabkan keputusasaan...
Berasa lengkap tapi terasa
kesepian…
Berasa genap tapi terasa ganjil…
Berasa utuh padahal remuk redam…
Berasa
bahagia padahal kecewa…
Kita atau mereka selalu berharap
prima tanpa pecahan dari setiap pembilang & penyebut yang pernah
terucapkan, padahal kita seharusnya sadar, tak ada kesempurnaan yang hakiki di dunia ini.
Kita atau mereka punya kelebihan & kekurangannya masing-masing.
Ketidaksempurnaan itu yang seharusnya menjadi pemersatu pembeda bagi kita
semua. Tanpa harus ada pembatas, apalagi rentang jarak yang jauh sebagai
pembeda kita sesama manusia.
Dalam hal pertemanan, mungkin perlu meniru
seperti 2 sendok. Ya, sendok yang sering kita pakai dalam keseharian di rumah
kita yang biasa digunakan untuk makan. Anggap saja 2 sendok itu perwakilan
sebagai perwujudan dari kepribadian kita dan teman kita. Hikayat yang mampu
kita peroleh dari 2 buah sendok itu seperti ini : “Seburuk & sebaik apapun
sifat, sikap, karakter, ataupun fisik seseorang, semestinya kita
memperlakukannya haruslah sama. Tanpa pilah pilih, karena kita semua sama,
sederajat pula sebagai mahkluk dimuka bumi yang bernama Hamba di mata Tuhan
nya. Seperti selayaknya sendok, sebusuk & semanis apapun mulut seseorang
itu, sendok tetaplah sebuah sendok yang akan dipakai untuk menyuapi apa yang
dimakan.”
Sudah seyogyanya kita sebagai
mahkluk yang diberikan akal sehat serta pikiran, mampu berjalan bersama,
berdiri sama tinggi & duduk sama rendah
Bagaimana jika ini diaplikasikan
dalam hal pasangan ?
maksudnya kepada calon teman hidup gitu alias pacar...
maksudnya kepada calon teman hidup gitu alias pacar...
Pasti pernah kita berkeinginnan
punya pasangan yang perfect. Siapa sih yang ngga nolak jika dipertemukan dengan
manusia yang seperti itu ?... Saya pun pasti akan cepat meng’iya’kan pemberian
Tuhan ini jika diberikan, secara 'perfect' gitu lho...
Tapi sudahkah kita berkaca pada
keadaan diri kita sendiri ?...
Sudah pantaskah diri kita jika disandingkan
dengan mereka yang (katanya) 'perfect' itu ?...
Jika belum, haruskah kita berpura-pura
menjadi perfect diluar batas kemampuan diri kita yang kita punyai ?...
Nyamankah nanti pada akhirnya jika kepribadian kita nyatanya bukanlah diri kita
yang sebenarnya, hanya demi mengejar tuntutan dari orang lain. Jangan hanya jadi manusia yang sering bercermin tetapi tanpa berkaca.
Hal terberat itu memahami orang
lain, memahami perbedaan yang ada dalam dirinya agar bisa di sepadankan dengan
perbedaan yang ada pada diri kita. Menyatukan semua perbedaan itu perlu proses
panjang serta pengalaman kebersamaan. Tanpa kebersamaan sulit rasanya berbagi
hal-hal yang ingin dicapai kedepannya.
Ada mereka yang jauh dari sempurna tapi membekas...
Ada mereka sosok yang tak sempurna tapi bermakna...
Semoga kita semua masih tetap
bisa tersenyum bahagia dengan hal-hal sederhana dalam kebersamaan…
Wassalam,
_Kukuh Budiawan_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar