Selasa, 03 Maret 2015

Dan.. Saat kita belajar menjadi orang baik...





Mengapa orang baik sering tersakiti ?
Karena orang baik selalu mendahulukan orang lain. Dalam lingkup ruang kebahagiaannya, ia mungkin tidak menyediakan untuk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit, ya sedikit sekali.

Mengapa orang baik acap kali tertipu?
Karena orang baik selalu memandang orang lain diluar sana tulus seperti dirinya. Ia tidak menyisakan sedikitpun prasangka bahwa orang yang ia pandang penyayang dan tulus itu bisa saja atau bahkan mampu mengkhianatinya.

Mengapa orang baik sering dinista?
Karena orang baik tidak pernah diberi kesempatan membela dirinya sendiri. Ia hanya harus menerima, meski bukan dia yang memulai sebuah perkara / kejadian.

Mengapa orang baik selalu meneteskan airmata?
Karena orang baik tak ingin membagi kesedihannya. Ia terbiasa mengobati lukanya sendiri, dan selalu percaya bahwa suatu masa Allah akan menggantikan kesedihannya.

Namun orang baik tak pernah membenci yang melukainya...
Karena orang baik selalu memandang bahwa diatas semua, Allah-lah hakikatnya. Jika Allah menggiringnya, bagaimana ia akan berdebat atau bahkan mendebat keinginan-Nya. Itu sebabnya orang baik tidak memiliki almari dendam dalam kalbunya. Jika kau buka laci-laci dihatinya, akan kau temukan hanya cinta yang yang dimilikinya.

Dari uraian diatas, apakah yang mampu kita simpulkan?...

Bahwa sejatinya, belajar menjadi seseorang yang baik itu sebenarnya mudah, tapi selalu saja ada rintangannya yang siap menghadangnya, slalu ada cobaan yang buruk, bahkan busuk yang entah kapan kedatangannya kita ga pernah tau.

Menjadi orang baik, perlu perjuangan extra… perlu kesabaran yang tinggi… perlu integritas & komitmen yang kuat yang harus ditanamkan dalam pribadi si manusia tersebut. Karena tanpa itu, maka segala usaha yang dilakukannya takkan pernah berarti apa-apa. Bahkan bisa aja jika kita kehilangan itu semua & sampai termakan oleh ujian yang datang, bisa jadi ini akan berubah menjadi boomerang / simalakama buat dirinya tersebut.

Jangan pernah menyerah dengan keadaan, pertahankan konsistensi dalam diri. Selalu berfikir positif, bahwa selepas kepahitan yang dialami sekarang kelak akan ada manis akan kita kecap (baca: rasakan).

Wassalam,

_Kukuh Budiawan_

*motivasi buat diri saya sendiri khususnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar