Mengapa orang baik sering
tersakiti ?
Karena
orang baik selalu mendahulukan orang lain. Dalam lingkup ruang kebahagiaannya,
ia mungkin tidak menyediakan untuk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit, ya
sedikit sekali.
Mengapa orang baik acap kali
tertipu?
Karena
orang baik selalu memandang orang lain diluar sana tulus seperti dirinya. Ia
tidak menyisakan sedikitpun prasangka bahwa orang yang ia pandang penyayang dan
tulus itu bisa saja atau bahkan mampu mengkhianatinya.
Mengapa orang baik sering
dinista?
Karena
orang baik tidak pernah diberi kesempatan membela dirinya sendiri. Ia hanya
harus menerima, meski bukan dia yang memulai sebuah perkara / kejadian.
Mengapa orang baik selalu
meneteskan airmata?
Karena
orang baik tak ingin membagi kesedihannya. Ia terbiasa mengobati lukanya
sendiri, dan selalu percaya bahwa suatu masa Allah akan menggantikan
kesedihannya.
Namun orang baik tak pernah
membenci yang melukainya...
Karena
orang baik selalu memandang bahwa diatas semua, Allah-lah hakikatnya. Jika
Allah menggiringnya, bagaimana ia akan berdebat atau bahkan mendebat
keinginan-Nya. Itu sebabnya orang baik tidak memiliki almari dendam dalam
kalbunya. Jika kau buka laci-laci dihatinya, akan kau temukan hanya cinta yang
yang dimilikinya.
Dari
uraian diatas, apakah yang mampu kita simpulkan?...
Bahwa
sejatinya, belajar menjadi seseorang yang baik itu sebenarnya mudah, tapi selalu
saja ada rintangannya yang siap menghadangnya, slalu ada cobaan yang buruk,
bahkan busuk yang entah kapan kedatangannya kita ga pernah tau.
Menjadi
orang baik, perlu perjuangan extra… perlu kesabaran yang tinggi… perlu
integritas & komitmen yang kuat yang harus ditanamkan dalam pribadi si
manusia tersebut. Karena tanpa itu, maka segala usaha yang dilakukannya takkan
pernah berarti apa-apa. Bahkan bisa aja jika kita kehilangan itu semua &
sampai termakan oleh ujian yang datang, bisa jadi ini akan berubah menjadi boomerang / simalakama
buat dirinya tersebut.
Jangan pernah menyerah dengan keadaan, pertahankan konsistensi dalam diri. Selalu berfikir positif, bahwa selepas kepahitan yang dialami sekarang kelak akan ada manis akan kita kecap (baca: rasakan).
Wassalam,
_Kukuh Budiawan_
*motivasi buat diri saya sendiri khususnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar